Jumat, 26 Juni 2015

Amalan yang Disyari’atkan pada Hari Jum’at



Assalamu'alaikum warrahamtullahi wabarakatuh.
Semangat Jum'at Rainers ^.^
Udah tahu belum amalam-amalan jum'at??
Yuk, simak postingan berikut:

1. Memperbanyak shalawat
       Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Perbanyaklah shalawat kepadaku setiap hari jum’at karena shalawatnya umatku akan dipersembahkan untukku pada hari jum’at, maka barangsiapa yang paling banyak bershalawat kepadaku, dia akan paling dekat derajatnya denganku.” (HR. Baihaqi dengan sanad shahih)

Yuk baca shalawat: "Allahumma shali 'ala sydina Muhammad, wa'ala ali syadina Muhammad."
Assalamu'alaika ya Rasulullah ^.^


2. Memperbanyak do’a (HR Abu Daud)


3. Membaca surat Al Kahfi
    Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari jum’at akan diberikan cahaya baginya diantara dua jum’at.” (HR. Al Hakim dan Baihaqi dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)


Hayooo, udah pada ngelakuin amalan jum'at belum?? 
Kukunya udang dipotong? Udah baca shalawat belum? Al-Kahfi-nya gimana? Udah dibaca?
Hahahaha, saya kepo yaa? ._.
Kalau belum, yuk kita lakukan amalan-amalan sunnah itu. Hanya hari jum'at lho yang punya berkah sebegitu banyak. Jadi jangan disia-siakan, sebab kita nggak tahu apakah kita bakalan bisa tetap jumpa dengan jum'at minggu depan atau nggak.
iya kan? :D


Selasa, 23 Juni 2015

Hadits yang Menjelaskan Keutamaan Salam



Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabaraktuh.
Selamat Pagi Rainer's, kali ini saya mau membahas mengenai keutamaan salam. 

Salam merupakan sebuah sapaan yang diucapkan oleh seseorang ketika bertemu dengan orang atau kelompok lain. Salam dalam setiap agama berbeda-beda. Bagi agama Islam salam dimaknai sebagai do'a. Doa' untuk keselamatan orang lain dan diri sendiri. 

Seperti yang sudah kita ketahui, mengucapkan salam adalah sunnah, dan menjawabnya adalah wajib. 
Nah lho, pasti pada banyak yang nggak jawab salam saya di awal posting, kan? -,-

Berikut ini merupakan keutamaan salam:

1. Mengucapkan salam merupakan perintah Allah dan Nabi Muhammad SAW.
       Sebagaimana dalam hadits Barra' bin Azib, ia berkata: "Rasulullah SAW, memerintahkan kami untuk melakukan tujuh perkara, yaitu; menjenguk orang sakit, mengiringkan jenazah, mendo'akan orang yang bersin, membantu orang yang teraniaya, menolong orang yang lemah, menyebarluaskan salam, dan menepati sumpah." (HR. Bukhari dan Muslim.)

2. Menimbulkan kasih sayang antar sesama.
       Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Huraira ra. Rasulullah SAW bersabda: "Kamu sekalian tidak akan masuk surga sebelum kamu beriman, dan kamu sekalian tidaklah beriman sebelum kamu saling mencintai. Dan maukah kamu aku tunjukkan sesuatu yang bisa membuat kalian saling mencintai? Yaitu sebarkanlah salam diantara kamu sekalian." (HR. Muslim.)

3. Salam merupakan amalan yang baik dalam islam.
       Dari Abdullah bin Amr bin Ash ra. seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW: "Apakah amalan yang paling baik dalam islam?" beliau menjawab, "memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal maupun yang belum kamu kenal." (HR. Bukhari - Muslim.)

4. Mengucapkan salam memberikan kita berkah dari Allah.
       Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. An-Nur : 61. "... Apabila kamu memasuki rumah-rumah, hendaklah kamu memberi salam (kepada penghuninya), yang berarti memberi salam kepada dirimu sendiri, dengan salam yang penuh berkah dan baik dari sisi Allah. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatnya bagimu, agar kamu mengerti." (Q.S. An-Nur : 61).
       Dalam sebuah hadits juga diterangkan:
       Dari Anas ra. berkata: "Rasulullah SAW bersabda kepadaku: "Hai anakku, apabila kamu datang kepada keluargamu, maka ucapkanlah salam. Niscaya kamu dan keluargamu akan mendapatkab berkah." (HR. Turmudzi.)

5. Dengan mengucapkan salam, dapat membawa kita menuju surga.
      Seperti hadits yang mengatakan: "Dari Abu Yusuf bin Salam ra. berkata: "Saya mendengar Rasulullah bersabda: "Hai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan, hubungkanlah tali persaudaraan, dan shalatlah pada waktu manusia sedang tidur, nisca kamu sekalian masuk surga dengan selamat." (HR. Turmudzi.)

6. Orang yang terlebih dahulu mengucapkan salam termasuk manusia yang utama menurut Allah.
       Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits:
       Dari Abu Ummah Muday bin ajlan Al Bahily ra, ia berkata: "Sesungguhnya seutama-utama manusia menurut Allah adalah orang yang lebih dahulu memberi salam." (HR. Dawud.)

7. Jika kita mengucapkan salam dengan lengkap, maka kita akan diberi 30 pahala.
       Sebagaimana yang diceritakan dalam hadits:
       Dari Imran bin al Hushain ra, ia berkata: "Ada seseorang yang datang kepada Nabi SAW dan mengucapkan 'Assalamu'alaikum', maka salam itu dijawab oleh Rasulullah dan ia duduk. Kemudian beliau bersabada 'Sepuluh'. Sesudah itu datang lagi seseorang dan mengucapkan salam 'Assalamu'alaikum warrahmatullah', salam itu dijawab oleh beliau dan ia duduk. Kemudian beliau bersabda, 'Dua puluh." Sesudah itu datang lagi seseorang dan mengucapkan salam, 'Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.' salam itu dijawab oleh beliau dan ia duduk. Kemudian beliau bersabda 'Tiga puluh.'
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi.)

[Reviem] Film Bidadari-bidadari Surga - 2012



Bidadari-Bidadari Surga menceritakan tentang lima bersaudara yang luar biasa; Laisa (Nirina Zubir), Dalimunthe (Nino Fernandez), Ikanuri (Adam Zidni), Wibisana (Frans Nicholas), dan Yashinta (Nadine Chandrawinata). 

Kak Lai, atau Kak Laisa, sulung yang dengan keterbatasan fisiknya, dianggap buruk rupa, tampak berbeda dari empat saudaranya yang lain. Namun, ketulusan hatinya, kegigihannya, pengorbanan dan perjuangannya yang luar biasa mampu membawa kehidupan keluarga dari kekurangan menjadi jauh lebih baik dan berkecukupan. Kak Lai yang menanamkan kedisiplinan dalam mendidik adik-adiknya, selalu tegar, rela mengesampingkan rasa takutnya sendiri demi menyelamatkan adiknya.

Dalimunthe yang pintar diceritakan sebagai seorang profesor muda. Sangat menghormati Laisa sebagai kakaknya dan penuh rasa berat ketika harus melangkahi Laisa untuk menikahi gadis pilihannya. Adegan kakak adik yang menyentuh ketika Dali memeluk Laisa berlatar perkebunan strawberry. Sayangnya, ketika Dalimunthe presentasi tidak menampilkan topik tentang fakta bulan pernah terbelah kaitannya dengan mukjizat Nabi Muhammad dan teori tentang badai elektromagnetik antar galaksi di hari kiamat kelak. Padahal satu scene ini sangat melekat di benak saya ketika membaca versi novelnya.

Yashinta kecil diperankan begitu manis oleh Chantiq Schargerl. Episode masa kecil Yashinta bersama Kak Lai yang terkenang adalah sesi melihat berang-berang.
“Kakak cantik kalau senyum, sayangnya Kak Lai jarang senyum.” Percakapan satu arah oleh Yash yang dibalas Laisa dengan perubahan ekspresi wajah. Nadine Chandrawinata menggantikan Chantiq dalam peran Yashinta versi dewasa. 

Tahun demi tahun berlalu, usia Kak Lai semakin tidak muda, namun tak jua bertemu jodohnya. Baik Dalimunthe, Ikanuri-Wibisana, maupun Yashinta, merasa prihatin dan tetap mengusahakan jodoh untuk kakaknya. Ketika Laisa bertemu seorang bernama Dharma yang mampu melambungkan hatinya, namun harus terbentur pada keadaan penerimaan sebagai istri kedua.

Penderitaan Laisa seolah tidak hanya berhenti pada urusan jodoh. Kangker paru-paru menggerogoti tubuhnya, tetapi Laisa tetap bersikap ikhlas, semangat menebar kebaikan, membuat orang-orang semakin takzim terhadapnya. Sangat disayangkan ketika ending film justru menampilkan empat bersaudara Dali-Ikanuri-Wibisana-Yashinta yang melepas kepergian Kak Laisa-nya.

Pesan moral yang ingin disampaikan adalah Laisa, seorang tokoh fiktif, namun dapat dijadikan panutan, contoh teladan yang telah purna tugasnya di dunia, menunaikan manfaatnya untuk orang-orang di sekelilingnya. Penuh ikhlas, tanpa harapan mendapat imbalan duniawi, hanya mengharap ridhoNya, dan Allah menjanjikan surga bagi orang-orang berhati mulia seperti Laisa. Kak Laisa juga mengajarkan kerja keras, keprihatinan, perjuangan untuk jaminan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.


Selasa, 02 Juni 2015

[Cerpen] Gadis Bermata Biru dan Lantunan Amanda



Amanda berusaha kerasa menahan air matanya yang mendesak keluar. Kenyataan yang baru saja disampaikan oleh orangtuanya seakan menjadi kiamat kecil untuknya.

Ummi menyentuh pundak Amanda pelan, merasa cemas dengan keadaan putri satu-satunya itu. Amanda tersenyum, kembali berusaha mengahalau air matanya yang berdesakan. Benar. Umminyalah alasan kenapa dia berusaha mati-matian menahan air matanya seperti ini. Sebab dia tidak boleh membuat ibunya merasa khawatir.

“Ummi minta maaf ya, Nak,” ujar Ummi. Merasa bersalah karena telah membuat sedih putri kesayangannya itu.

“Iya. Nggak apa-apa kok, Mi. Manda ngerti,” sahut Amanda.

Beberapa saat yang lalu, Abi dan Umminya menyampaikan bahwa mereka bertiga akan pindah ke Amerika. Abi bilang sudah saatnya untuk mencoba berdakwah di sana. Memang, akhir-akhir ini Abi sibuk bepergian dari satu tempat ke tempat lain untuk menyebarkan agama islam. Dan dari dulu Abi gatal sekali ingin menyebarkan islam di negara berkomunitas Yahudi itu. Tapi Abi tidak bisa melakukannya karena beberapa alasan. Dan sekarang saat harapan itu terwujud, Amanda tidak mungkin bersikap egois dan menolak berita yang disampaikan Abi dengan penuh semangat itu. Penolakannya pasti akan membuat Abi sangat sedih. Ini impian Abi. Dan dia tidak boleh menghancurkannya.

.Tapi sayangnya, sebesar apapun dia berusaha, dia tetap tidak bisa menghalau kecemasan yang membayangi hatinya. Sebab, kenyataan bahwa dia menggunakan kerudung, pasti akan menimbulkan banyak pusat perhatian di sana. Belum lagi serentetan aktivitas yang pastinya benar-benar berbeda dengan budaya yang ada di sana.

***

Ternyata dugaan Amanda benar. Di sekolah barunya, dia tidak hanya menjadi pusat perhatian, tapi juga bahan ejekkan. Nyaris seluruh waktunya dia habiskan hanya untuk mendengar segala cercaan.

Pernah suatu hari, ketika guru di kelasnya berhalangan masuk, Amanda memilih untuk membaca Al-Qur’an. Tapi justru amal ibadahnya itu malah nyaris menimbulkan konflik yang cukup besar di kelasnya.

“Hei, anak baru. Bisa diam nggak? Berisik tau!” bentak seorang anak laki-laki berambut pirang.

Amanda terdiam. Ya Allah, padahal dia sudah mengaji dengan suara amat pelan. Nyaris menyerupai tiupan angin. Jadi bagaimana bisa anak laki-laki ini mengatakan bahwa dia berisik, sedangkan kondisi kelas jauh lebih mengkhawatirkan ributnya dibandingkan suaranya yang sekecil bisikan.

“Tapi kan suaraku nggak begitu keras,” ujar Amanda pelan, berusaha membela diri.

“Siapa bilang? Suara kamu itu ganggu kami semua. Suara kamu jelek banget lagi,” bantah anak laki-laki itu tak berperasaan.

“Nggak kok. Justru suara Amanda merdu banget. Seperti musik,” bela seorang gadis bermata biru yang duduk di sebelah Amanda.

Amanda melongo. Dia tidak tahu bahwa ternyata gadis bermata biru itu mendengarkannya mengaji sejak tadi.

“Ngapain kamu ikut campur?” bentak anak laki-laki itu dengan nada tinggi.

“Kenapa kamu teriak-teriak? Berisik tau!” balas gadis itu, membalikkan ucapan anak laki-laki itu beberapa saat yang lalu.

Anak laki-laki itu terdiam, tidak tahu harus menjawab apa.

Akhirnya anak laki-laki berambut pirang itu pergi dengan raut wajah kesal dan malu yang amat sangat.

Setelah anak laki-laki itu menghilang dari pandangan, Amanda segera berterima kasih pada gadis bermata biru itu. Amanda ingat, saat awal masuk kelas dulu, dia sempat berkenalan dengan gadis cantik bermata biru ini. Namanya Hellena.

“Ah, terima kasih banyak sudah menolongku,” ujanya tulus.

Gadis bermata biru itu tersenyum.

“Bukan masalah kok. Lagi pula aku sudah lama mendengar kamu membaca itu,” ujarnya sambil menunjuk Al-Qur’an yang masih terbentang di atas meja.

“Itu Al-Qur’an, kan?” sambung Hellena sambil tersenyum lebar, dan berhasil membuat Amanda melotot kaget.

Bagaimana bisa gadis bermata biru ini mengetahui Al-Qur’an?

“Jangan kaget begitu. Nenekku juga beragama islam. Jadi aku sudah tidak asing lagi dengan hal-hal seperti itu,” beritahunya.

“Ah, begitu. Tapi kenapa kamu sering mendengarku membaca ini? Bukankah kamu juga bisa mendengarnya dari nenekmu?” tanya Amanda penasaran.

Wajah gadis itu seketika berubah mendung. Kesedihan tampak menggantung di sana. Mata birunya yang cerah berubah redup.

“Dulu, nenek sering sekali membaca itu, dan aku selalu mendengarnya dengan setia. Tapi beliau sudah meninggal, jadi aku tidak bisa lagi mendengar lantunan itu,” ceritanya dengan wajah sedih.

“Ah maaf, aku membuatmu sedih.”

“Tidak apa-apa. Tapi apa kamu tahu, lantunanmu mirip sekali dengan lantunannya,” beritahu Hellena mengejutkan. Binar di mata birunya sudah kembali seperti semula.

“Benarkah?” tanya Amanda.

Hellena mengangguk. “Makanya aku sering mendengarkanmu diam-diam, suaramu mengingatkanku dengan lantunannya.”

“Terima kasih,” sahut Amanda malu-malu.

“Hei. Aku boleh jadi temanmu, kan?” tanya Hellena antusias.

“Tentu saja. Senang berteman denganmu,” sahut Amanda senang. Dia dalam hati dia mengucapkan ribuan syukur karena bisa bertemu dengan gadis bermata biru ini.


--Tamat--