16
Mei 2016
Senin
Masalah dan kesedihan
seolah enggan pergi menjauh dari dirinya.
Setelah dirinya diterpa
berkali-kali dengan kenyataan menyakitkan, Allah memberinya waktu untuk tertawa
bahagia.
Tapi dia lupa. Bahwa
bahagia takkan bertahan selamanya.
Hari ini perasaan gadis
itu menjadi kacau luar biasa. Ada perasaan buruk mengenai keselamatan ayahnya,
pikiran kacau mengenai SBMPTN yang menantinya, soal cerdas cermat yang belum
selesai dibuatnya, dan laptop kesayangan, yang rusak karena terendam air, tepat
dihadapannya.
Tapi dari semua hal
buruk itu, ada satu hal yang membuat dadanya terasa sesak tak terkira, yaitu
kenyataan bahwa dia tak mampu menjaga amanah ayahnya.
Jika gadis itu kembali
mengingat usaha keras ayahnya bekerja siang malam hanya untuk melengkapi
kebutuhannya, maka dia, pastilah anak tidak tahu terima kasih yang pernah
tercipta.
Dengan mudahnya, dia
merusak laptop pemberian ayahnya, yang dulu dibeli dengan harapan agar dia
lebih mudah mengerjakan tugas sekolahnya.
Pernah ada suatu masa,
ketika dia mulai merasa kepercayaan dirinya menurun ke titik yang paling
rendah. Ketika semua benda terlihat menakutkan di matanya. Ketika tangannya
bergetar hebat ketika menyentuh segala benda. Ketika segala benda, tak pernah
ada yang berakhir baik dalam genggamannya.
Dia pernah mengalami
masa itu, masa suram yang membuatnya trauma menyentuh segala benda. Masa suram
dimana dia menutup diri dari benda-benda di sekitarnya.
Tapi kemudian dia
berhasil lalui semua. Dia bahkan tak ingat bagaimana caranya.
Tapi ketika semua
terulang, seolah menyedot kembali segala kenangan dan rasa sakit yang dulu
menerpa. Menghadirkan kembali luka masa lalu yang terkubur lama.
Dia selalu berdo’a pada
Allah, agar dia tidak membuat orangtuanya kecewa.
Tapi apa daya, segala
hal yang dilakukannya, hanya membuat gurat-gurat lelah di wajah tua ayahnya
menjadi tak berarti apa-apa.
Dia bahkan membenci
dirinya yang saat ini hanya duduk menangis tak berdaya. Bukannya mencari cara
mengatasi kekecewaan terhadap dirinya.
Tapi sungguh. Dia ingin
berada di posisi ini beberapa saat lebih lama. Memeluk perasaan terluka bersama
dirinya. Hingga nanti dia memiliki sedikit kekuatan untuk bangkit berdiri, dan
menemukan solusinya.
0 komentar:
Posting Komentar